JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

Modul 2.3 “CHOACHING”

Apa kabar bapak ibu guru hebat?....semoga sehat selalu dan tetap semangat. Seperti biasanya saya ingin menyampaikan refleksi kegiatan yang saya lakukan selama 2 minggu ini. Jurnal refleksi dwi mingguan pada modul 2.3 kali ini akan membahas tentang materi “CHOACHING”. Jurnal refleksi ini saya tulis dengan tujuan merefleksikan, serta mendokumentasikan apa yang sudah saya pelajari selama 2 minggu ini. Dalam merefleksikan dan mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang saya lakukan maka saya memilih menggunakan metode 4F (Facts, Feeling, Finding, Future)

   I.      FACTS

Selama 2 minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran baik itu secara daring ataupun secara mandiri. Pembelajaran pada modul 2.3 membahas tentang materi COACHING yang di awali dengan mulai dari diri sampai dengan pada aksi nyata.

*    Mulai Dari Diri

Pada sesi ini saya ditugaskan untuk membuat blog yang berisi tentang jawaban dari pertanyaan pemantik yang bertujuan untuk merefleksi diri saya tentang kegiatan supervisi yang dilaksanakan disekolah.

*    Eksplorasi Konsep

Pada eksplorasi konsep dibagi menjadi 3 sesi kami diminta untuk belajar secara mandiri dalam memahami materi yang telah dibagikan melalui LMS.

Pada eksplorasi konsep ini kami membahas tentang coaching, perbedaan antara coaching, counseling, mentoring, fasilitasi dan training. Konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam proses pendidikan, konsep coaching dilihat dari sistem among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara.

Selain itu pada eksplorasi konsep kali ini kami juga belajar tentang paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip choaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara pribadi dengan paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan konsultasi dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video percakapan coaching yang membantu sayamemahami bagaimana seharusnya menjadi coach yang baik.

Selanjutnya kami membahas tentang kompetensi coaching menggunakan alur TIRTA. Disini dipelajari alur coaching mulai dari tujuan, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab. Proses coaching menggunakan alur TIRTA diharapkan bisa seperti air yang mengalir dimana komunikasi antara coach dan coahee bisa berjalan dengan lancar, disini juga dibahas inti dari kegiatan coaching itu sendiri yaitu kehadiran penuh yang dilakukan oleh coach dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar yang aktif dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang dibicarakan oleh coachee dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan yang berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapanpemahaman dengan berdiskusi antar CGP

*    Ruang Kolaborasi

Pada ruang kolaborasi saya berpasangan dengan Bu Endah dan Bu Sukma melakukakn sebuah percakapan coaching untuk benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman sesama CGP, dan hasil percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS.

*    Demonstrasi Kontekstual

demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang (Bu Endah, saya, dan Bu Sukma, kami membuat video percakapan dengan 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, kami melakukan secara bergiliran, kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi.

*    Elaborasi

elaborasi pemahaman bersama Bapak Rudy membahas tentang coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi.

*    Koneksi Antar Materi

Dan kemudian saya membuat koneksi antar materi modul 2.3, dengan memberikan refleksi saya dengan apa yang saya dapati dan bagaimana dengan rencana dan Langkah ke depannya yang akan saya lakukan,

*    Aksi Nyata

selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan supervisi akademik yang dilakukan dengan teman sejawat

II.      FEELING

Saya antusias dan sangat semangat mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang modul 2. Dari hasil praktik saya merasa masih banyak kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.

 

III.      FINDING

Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3. memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervise akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, ada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervise akademik, di modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat, untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat.

 

IV.      FUTURE

Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aksi Nyata

Nilai dan Peran Guru Penggerak